Download novel senja pdf






















Your Comment:. Hot Infinitely Yours by Orizuka by Orizuka. Hot Kornel Esti by Dezs? Kosztolanyi by Dezs? Great book, Jingga dan Senja pdf is enough to raise the goose bumps alone. Nama ngetop di SMA Airlangga. Biang onar sekolah. Salah satu panglima perang saat tawuran, yang berani memimpin teman-temannya sampai ke jalan raya, bahkan menyerang sekolah yang dianggap cari gara-gara. Siswa yang paling sering menyebabkan para guru terserang sakit kepala, migraine, atau darah tinggi.

Juga sering membuat gruu yang sedang menjalankan ibadah puasa Senin-Kamis atau puasa-puasa yang lain, buka jam 12 siang, habis zuhur, gara-gara baru saja memarahi Ari sampai tenggorokan kering kerontang. Bukan hausnya yang jadi masalah, tapi tampang nggak peduli Ari itu yang membuat guru yang bersangkutan jadi ingin melanjutkan marah- marahnya.

Setahun lalu, beberapa guru yang relatif masih muda dan belum punya pengalaman, guru-guru cewek pastinya, malah dibikin nangis sama Ari! Ari juga membuat MOS jadi neraka untuk siswa-siswa baru, nggak cewek nggak cowok, meskipun MOS itu dimana-mana emang neraka.

Tapi Ari itu beda. Tu cowok terkenal nggak jelas. Tidak mengerjakan apa-apa yang dia perintahkan, belum tentu akan mendapatkan hukuman. Sebaliknya, mengerjakan semua yang diperintahkan, dengan patuh dan nyaris tanpa kesalahan, malah bisa membuat Ari ngamuk dan langsung menyiapkan sederet hukuman.

Tampang cantik bisa bikin Ari jadi galak. Tapi cewek yang tampangnya pas- pasan, kalo nggak tega mau bilang jelek, malah pernah bikin tu cowok jadi baiiik banget. Kathy, cewek paling cantik di kelas sebelas, dulu waktu MOS dibantai sama Ari. Sampai sekarang, katanya, Ari males banget kalo udah ngeliat dia. Padahal cowok-cowok lain justru bersikap sebaliknya. Bingung, kan? Setelah MOS selesai, dari info yang nggak sengaja didapat dari sana-sini, Tari dan teman-teman sekelasnya baru tahu bawa angkatan mereka beruntung banget.

Tapi akibatnya, mereka jadi nggak tau tampang tu cowok. Makanya mereka sama sekali nggak nyangka kalau yang menyeruak barisan pas upacara waktu itu adalah Ari. Nggak kayak yang diceritain. Lo semua juga liat, kan? Kembali semuanya membisu. Suasana di antara mereka kembali menjadi hening. Nyoman menghadapkan diri kearah teman-temannya, berdeham tiga kali, lalu berbicara dengan nada khidmat. Demi kebaikan diri kita sendiri.

Semuanya lalu menganggukan kepala hampir bersamaan, sambil ketawa-ketawa. Antara geli dan agak-agak nggak ikhlas. Kemudian mereka berjalan masuk kelas karena bel sudah berbunyi.

Tari masih berdiri di tempatnya. Masih nggak percaya. Fio merangkul bahu Tari lalu membawa teman semejanya itu memasuki kelas. Lupain aja. Naksir cowok kayak gitu cuma cari penyakit, lagi. Trotoar itu lengang karena saat ini jam pelajaran sedang berlangsung. Dia terpaksa madol jam pelajaran pertama dan kedua karena harus ke dokter gigi.

Menemani adiknya, Geo, yang sudah dua hari teriak-teriak sakit gigi tapi tetap nggak mau diajak ke dokter. Setelah Mama mengancam akan mencabut sendiri dengan tang milik Papa, baru Geo mau diajak ke dokter.

Itu juga dengan syarat Kak Tari juga ikut. Dia nggak mau kalau cuma diantar Mama, karena katanya, Mama kejam. Jadilah pagi ini Tari madol dua jam pertama. Tari melihat arlojinya. Masih duapuluh menit lagi sebelum bel ketiga. Enaknya nongkrong diaman ya? Gumamnya pelan. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh orang-orang berlari. Tari balik badan dan terpana. Beberapa orang dengan tongkat kayu tergenggam di tangan kanan.

Beberapa orang membawa kantong plastik hitam. Tari tahu pasti apa isinya. Refleks, Tari bersembunyi di balik sebatang pohon peneduh jalan tidak jauh darinya. Disapukannya pandangannya berkeliling dengan panic. Dia harus mencari tempat bersembunyi yang aman secepatnya, karena pohon itu terlalu langsing. Soalnya pernah ada cerita bahwa anak-anak Brawijaya menyerang cewek juga. Bukan dibikin bonyok sih, tapi untuk memancing cowok-cowok SMA Airlangga keluar dari area sekolah dan menjawab tantangan mereka.

Dijadiin sandera gitu deh. Tantangan itu langsung dijawab karena kebetulan yang disandera waktu itu ceweknya ketua OSIS. Sayangnya, satu-satunya tempat bersembunyi yang paling dekat cuma bak sampah yang terletak di depan pagar sebuah gedung instansi milik pemerintah, yang memang bersebelahan dengan gedung sekolahnya, yang posisinya kebetulan sejajar dengan tempatnya bersembunyi.

Tidak ada pilihan. Mumpung mereka masih lumayan jauh, Tari buru-buru berlari ke bak sampah itu lalu meringkuk dalam-dalam di sebelahnya. Cewek itu makin menciutkan tubuh sekecil-kecilnya saat gerombolan cowok-cowok Brawijaya berlarian melewatinya, meninggalkan gemuruh suara yang membuat Tari mati-matian berdoa semoga tidak ada satu pun dari mereka yang melihatnya. Tapi sial, cowok yang berlari paling belakang memergokinya. Cowok itu tidak sengaja menoleh dan seketika menghentikan larinya.

Keduanya sama-sama tertegun. Tari langsung bersikap waspada. Cowok itu melirik cepat pada badge di lengan kanan baju seragam Tari. Nama SMA musuh yang tertera di sana membuat cowok itu berdecak. Dengan langkah lebar dan tergesa dihampirinya Tari. Tubuhnya kemudian membungkuk seiring tangan kanannya yang terulur.

Tari mendadak berdiri. Dengan kamus Inggris- Indonesia-nya yang tebal, dipukulnya cowok itu sekuat tenaga. Cowok itu tersentak kaget dan tidak sempat mengelak. Tubuhnya terhuyung. Cepat-cepat dia menyambar bibir bak sampah dan mencengkeramnya erat-erat karena Tari memukulinya bertubi-tubi dengan kamus tebal tadi. Tapi Tari yang sedang ketakutan jelas tidak mengacuhkan kata-kata itu. Serangannya makin membabi buta.

Cowok itu jadi gusar. Direbutnya kamus itu dari tangan Tari lalu dilemparnya ke tanah. Tari tertegun. Serangannya kontan terhenti. Tapi detik berikutnya dia membuka mulut, siap menjerit sekeras-kerasnya. Cowok itu langsung merengkuhnya. Dipeluknya Tari dengan tangan kiri sementara tangan kanannya membekap mulut Tari kuat-kuat. Lo mau temen-temen gue kesini!?

Tapi kalimatnya justru membuat Tari tambah panik dan ketakutan. Dia perketat pelukannya. Cowok itu mulai kewalahan. Dengan paksa ditariknya Tari ke sisi lain bak sampah, sementara matanya menatap ruas jalan di depan SMA Airlangga yang sudah menjadi arena pertempuran. Suasana riuh oleh pekik dan teriakan, juga butiran batu yang melayang dari dua arah.

Raut muka cowok itu terlihat lega saat menyadari tidak ada satu pun mata terarah pada mereka berdua saat ini. Namun, akibatnya cowok itu jadi lengah. Pelukannya sedikit mengendur. Tari langsung memanfaatkan kesempatan itu tanpa buang waktu. Digigitnya tangan yang membekap mulutnya. Cowok itu memekik. Seketika dekapan dan bekapan kuatnya merenggang.

Tari buru-buru melepaskan diri. Dia berlari ke sisi lain bak sampah, meraih kamusnya yang tergeletak di tanah, kembali ke tempat semula, lalu memukuli cowok itu tanpa ampun. Sekuat tenaga, membabi buta, dan hampir-hampir di luar kesadaran. Cowok itu sampai kewalahan menghindari setiap serangan Tari hingga akhirnya jatuh terjerembap ke tanah.

Cewek itu menoleh dan terpana. Cowok itu cowowk yang telah melindunginya dari matahari saat upacara. Tanpa sadar Tari menjatuhkan kamusnya. Bukan hanya karena kedatangan Ari yang tiba-tiba, tapi juga karena genggaman kedua tangan cowok itu. Dan yang paling membuat Tari jadi menahan napas, karena tanpa sadar Ari sudah merengkuhnya. Dia bisa merasakan tubuh cowok itu menempel di punggungnya. Posisi itu juga membuat tatapan cowok SMA Airlangga itu jadi menajam.

Sementara itu Ari menatap ke ruas jalan di depan sekolahnya. Tanpa sadar genggaman kedua tangannya pada Tari menguat saat menyadari situasi di sana semakin kacau. Jalan yang dibuka teman-temannya tadi, yang membuatnya bisa mencapai tempat ini, telah tertutup. Dilihatnya anak-anak SMA Brawijaya sudah hampir mencapai area di depan pintu gerbang.

Pasti para guru sudah menutup gerbang dalam, mengantisipasi agar tidak semakin banyak siswa yang terlibat tawuran. Akibatnya, kelompok SMA Airlangga jadi kalah jumlah. Bagi Ari, tawuran bukan hal baru. Tapi sekarang ada cewek bersamanya. Dia tidak bisa tidak peduli. Jadi, mau tidak mau mereka harus masuk sekolah lewat gerbang samping yang jaraknya lumayan jauh karena selain harus memutari gedung sekolah, mereka juga harus memutari gedung milik pemerintah yang berdiri tepat di samping area sekolah.

Anak-anak SMA Brawijaya tidak pernah menyerang dari gerbang samping. Karena selain temboknya tinggi —jadi diperlukan keahlian sekelas atlet lempar lembing untuk bisa melemparkan batu sampai melewatinya —juga karena guru- guru selalu langsung bersiaga disana.

Dia melepaskan rengkuhannya, lalu tangan kanannya menggengggam pergelangan tangan kiri Tari. Sebelum meninggalkan tempat itu, Ari menoleh ke arah cowok Brawijaya yang sudah bangkit berdiri dari posisi terjerembap. Sesaat kedua cowok yang jadi pentolan sekolah masing-masing itu saling tatap.

Tepat di manic mata masing-masing. Kemudian Ari menarik Tari ke arah perempatan jalan. Dengan tatapan yang semakin menajam, cowok Brawijaya tadi mengikuti kepergian keduanya sampai hilang dari pandangan. Pontang-panting Tari berusaha menyamai langkah-langkah Ari yang panjang dan tergesa. Begitu mereka telah menikung dan cowok Brawijaya yang tadi dipukulinya habis-habisan sudah tidak terlihat lagi, baru ketakutan Tari pecah. Tadi tu cowok saya pukulin kenceng banget. Takut dia kenapa- napa. Kedua mata Tari mulai digenangi butiran air bening, yang menempel di bulu-bulu mata saat kedua mata itu mengerjap.

Ari lalu mendengus geli, hampir tertawa. Tu anak nggak bakalan kenapa-napa. Lo kira yang tadi lo pukulin itu siapa? Ditatapnya Ari dengan kedua mata terbelalak. Sekali lagi cowok itu mengangkat kedua alisnya.

Mereka kesini! Keduanya berlari cepat menyusuri trotoar. Tari sudah merasa seperti terbang, karena Ari menggenggam erat tangannya dan setengah menariknya. Tari terpaksa mengerahkan seluruh tenaga untuk menyamai kecepatan cowok itu. Ketika trotoar itu menikung ke arah gerbang samping sekolah, mendadak Ari menghentikan larinya. Dua orang guru yang sedang berjaga di sana adalah formasi yang paling menyebalkan: Bu Sam dan Bu Ida.

Tari yang tidak mengira Ari akn berhenti, tak ayal menbraknya keras. Nyaris saja dia jatuh tersungkur kalau saja Ari tidak buru-buru menangkap tubuhnya. Repot urusannya kalo sama mereka.

Gue sih nggak pa-pa. Udah bad record lama. Elo tuh, baru kelas sepuluh, cewek pula. Apalagi nongolnya bareng gue. Izin mendadak sih. Tadi sama Mama udah dibikinin surat. Oh, kalo gitu sih nggak pa-pa. Ya udah, yuk! Ya udah, buruan balik. Ntar keburu mereka ngeliat. Pembangunan tembok tinggi itu belum selesai. Jadi sedikit pagar besi yang tersisa masih berdiri. Kebetulan posisinya ada di belakang tembok ruang-ruang laboratorium, jadi kemungkinan kepergok guru sangat kecil.

Kecuali kalau memang lagi sial. Ari segera memanjat pagar itu. Tari langsung geleng kepala kuat- kuat. Tari mnggeleng lagi, kali ini tidak mengeluarkan suara. Tari menatap pagar di depannya dan menelan ludah. Pagar itu tinggi, jadi nggak mungkin dipanjat tanpa mengangkat rok tinggi-tinggi juga. Ari tahu apa yang berkecamuk di dalam kepala Tari. Cowok itu menatapnya lurus-lurus. Ini emergency. Keburu ada guru yang patrol nih! Terpaksa Tari menyingsingkan roknya lalu memanjat besi-besi pagar itu dengan bantuan Ari.

Kemudian dia melompat turun ke halaman sempit di sebelah dalm. Belum lagi Tari sempat melompat, tiba-tiba terdengar bentakan keras. Tanpa sempat berpikir lagi, Tari melompat turun. Dengan sigap Ari menangkap tubuh yang melayangtanpa kestabilan untuk mendarat itu. Guru anak IPS. Aman kalo dia sih. Rabun jauh. Tari mengikuti. Cewek itu menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit karena kehabisan napas. Percuma aja dari tadi berusaha menghindar kalo akhirnya kecatet juga di black list.

Elo, bukan gue. Tapi dia nggak buta warna. Kita bukan cuma mau menghindari Pak Arman, kita mau ngelewatin ruang guru nih. Dilepasnya semua pernak-pernik yang dipakainya. Ari terpaksa ikut turun tangan setelah memperhitungkan akan makan waktu lumayan lama kalau tidak dibantunya cewek penggila aksesori ini. Dulu ibu guru cantik itu juga wali kelas gue. Gampang kalo gitu.

Ntar gue yang ngomong. Masih bawa-bawa tas gitu. Kalo nongol bareng gue, tuduhannya akan ke gue. Kecil itu sih. Pasti dia ngerti. Menurutnya, nongol bersama Ari justru urusannya bakalan lebih ribet ketimbang nongol sendirian. Lo tuh cerewet banget ya.

Seisi kelas X-9 menatap dengan muka terpana, ketika terdengar ketukan pintu dan mereka dapati Ari dan Tari berdiri di ambangnya. Tari melangkah masuk dengan kepala tertunduk dan muka pucat. Tari langsung tutup mulut dan berjalan ke bangkunya dengan kepala tetap tertunduk.

Ari menatapnya dengan senyum tipis. Pasti ulah kamu! Cowok itu meringis lebar. Jadi terharu. Ibu kenapa nggak ngajar kelas dua belas sih? Kan bisa jadi wali kelas saya lagi. Ari kadi tertawa, pelan tapi geli. Ntar pas UAN jawabnya asal-asalan aja. Biar ngulang setaun lagi. Tapi janji ya, Ibu jadi wali kelas saya? Dia tersinggung karena merasa wibawanya telah dilecehkan.

Apalagi di depan murid-murid yang belum genap satu bulan bergabung di SMA Airlangga, yang menyaksikan peristiwa itu dengan ternganga-nganga. Meskipun berusia muda dan masih lajang pula, statusnya tetaplah guru! Ari menghentikan tawanya melihat muka marah guru cantik di depannya itu. Bu Pur memang terkenal di kalangan murid cowok.

Selain cantik, ibu guru satu ini punya bentuk betis yang sempurna. Bak bulir padi! Selamat pagi. Benar-benar tipikal murud pembuat masalah. Satu setengah jam kemudian bel berbunyi. Pelajaran kimia itu berakhir. Tapi impiannya melahap siomay di kantin langsung musnah begitu mendengar perintah Bu Pur. Meskipun dia sudah menceritakan kejadian yang sebenarnya, alasan keterlambatannya, dan bahwa pertemuannya dengan Ari bersifat insidental, murni faktor kebetulan, wali kelasnya itu tidak peduli.

Begitu Tari keluar dari ruang guru, bel tanda jam istirahat telah berakhir, berbunyi. Nggak ada lagi kesempatan ke kantin buat ngisi perut. Terpaksa dia menahan lapar sampai jam istirahat kedua tiba.

Istirahat kedua, sambil melahap siomay, Tari dipaksa menceritakan lagi kronologi kejadian tadi pagi. Kali ini di depan teman-teman cewek sekelas dan beberapa teman cowok yang tertarik dengan peristiwa itu. Berbeda dengan Bu Pur, teman-teman Tari berpendapat kisah pertemuan keduanya dengan Ari yang lagi-lagi insidental itu keren banget.

Dan romantis. Lebih romantis daripada cerita-cerita dongeng atau film. Lebih menggetarkan dibandingin film-film Korea. Kedua tangannya tertangkup di depan dada. Yang lain langsung setuju. Dia masih shock dengan rentetan kejadian pagi tadi yang di luar dugaan. Tari jadi malas memikirkan reaksinya teman-temannya.

Bukan hanya karena cowok itu terlalu ganteng untuk cuma dianggap sebagai angin lewat, tapi juga karena banyak hal menarik muncul kalau sudah menyebut satu nama itu. Nyoman yang paling getol nyari info tentang Ari. Soalnya emang cuma dia yang punya beberapa teman di kelas sebelas, angkatan yang jelas tahu banyak tentang Ari.

Dan dengan girang cewek itu akan menyampaikan setiap info baru yang dia dapatkan kepada teman-temannya. Seperti siang ini, Tari dan semua teman-teman cewek sekelas tetap berkumpul di kelas pada saat jam istirahat, karena Nyoman punya info baru tentang Ari yang sangat-sangat penting dan sanga-sangat perlu untuk diketahui.

Saking krusialnya info itu, cewek-cewek itu sampai rela nggak makan. Mereka membeli satu kantong plastik gorengan dari kantin dan satu gelas air mineral per orang. Jimmy menyeringai. Biar jelek, lo cewek tulen. Dengan sigap cowok itu berkelit. Disambarnya bakwan itu sesaat sebelum mendarat di lantai dan langsung dilahapnya sambil berjalan ke pintu. Dia tersinggung. Mana ada cewek yang nggak bakal marah kalo dibilang jelek, meskipun kenyataannya emang jelek.

Tapi nggak lucu. Takutnya gue bakalan terus ngomong sampe jam istirahat kelar. Mereka langsung ikutan makan juga. Takut nanti keselek kalau ternyata info yang akan disampaikan Nyoman benar-benar mencengangkan. Karena info-info yang gue dapet semuanya penting dan uuh… pokoknya mencengangkan deh! Terima kasih telah membaca Jingga dan Senja. Untuk ebook, buku, novel, komik dan karya menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini.

Jingga dan Senja by Esti Kinasih. Related Posts. Story teller memang mesti begitu. Dan masuk lah Linka di situ yang membuat buku ini jadi semakin menarik lagi.

Oiya buku ini cukup tipis jadi sehari bisa selesai bacanya d. Download lagu alffy rev senja pagi ft. Senja Pagi adalah Buku yang diterbitkan pada tahun yang ditulis Alffy Rev Linka AngeliaBuku ini merupakan kisah perjalanan Alffy Rev dan Linka AngeliaNovel ini menceritakan tentang perjalanan cinta mereka yang di awali dengan pertemuan dua pribadi yang berbeda namun memiliki mimpi yang sama.

Karya Alffy Rev 1. Karimunjawa cerita senja di pantai cerita senja dan pagi alffy rev cerita senja pygmy marmoset cerita senjata makan tuan cerita. Malam cerita tentang lagu menuju senja cerita.

Nikmati promo buku murah dengan pengiriman beragam. Alffy Rev dalam format pdf. Novel senja dan pagi alffy rev pdf download. Hasil dalam bentuk lagu.



0コメント

  • 1000 / 1000